Alat tulis adalah salah satu benda yang paling sering digunakan dalam kegiatan sehari-hari, terutama dalam kegiatan belajar mengajar. Namun, dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, alat tulis tradisional atau jadul mulai tergantikan dengan alat tulis modern yang lebih praktis dan efisien. Namun, bagi sebagian orang, alat tulis jadul memiliki nilai sentimental dan menjadi bagian dari kenangan masa lalu. Beberapa bentuk alat tulis jadul yang melegenda hingga kini masih dikenang dan diingat oleh banyak orang, karena keunikan bentuk dan fungsinya yang khas.
Penasaran apa saja alat tulis yang digunakan pada zaman dulu? Yuk, simak artikel ini sampai habis. Berikut adalah beberapa bentuk alat-alat tulis jadul yang melegenda:
1. Quil (Pena Bulu Ayam)
Quill atau pena bulu ayam merupakan salah satu alat tulis jadul yang paling terkenal dan melegenda sepanjang sejarah. Pena quill terbuat dari bulu burung, biasanya burung angsa atau gagak, yang diolah secara khusus untuk menghasilkan ujung yang tajam dan halus. Pada zaman dahulu, pena quill merupakan alat tulis utama yang digunakan oleh orang-orang dalam menulis.
Cara menggunakan pena quill cukup unik dan memerlukan teknik khusus. Pada saat digunakan, pena quill harus dicelupkan ke dalam tinta secara berkala untuk menghasilkan tinta yang cukup untuk menulis. Tinta yang digunakan untuk pena quill harus memiliki konsistensi yang tepat, tidak terlalu cair dan tidak terlalu kental, agar dapat mengalir dengan baik pada ujung pena. Selain itu, agar pena quill dapat digunakan dengan optimal, maka harus disimpan pada suhu dan kelembaban yang tepat.
Pena quill memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan alat tulis modern seperti ballpoint dan pensil. Salah satu kelebihannya adalah hasil tulisan yang dihasilkan oleh pena quill lebih halus dan artistik karena ujung pena yang lebih halus dan fleksibel. Selain itu, pena quill juga memberikan sensasi dan pengalaman menulis yang berbeda dan lebih autentik dibandingkan dengan alat tulis modern. Meskipun demikian, penggunaan pena quill sangat jarang ditemui pada era modern, namun masih ada beberapa orang yang mencintai keunikan dan keindahan pena quill, sehingga mereka menggunakan pena quill sebagai alat tulis utama mereka.
2. Sabak dan Grip
Sabak dan grip adalah dua jenis alat tulis yang sering digunakan dalam kegiatan menulis. Sabak adalah sejenis papan kayu yang di dalamnya terdapat tempat untuk menempatkan kertas, sehingga pengguna dapat menulis dengan nyaman tanpa takut kertas bergeser atau bergulung. Sabak juga biasa digunakan untuk kegiatan menggambar atau melukis. Sabak biasanya terbuat dari kayu berkualitas baik, sehingga sangat kokoh dan tahan lama. Saat ini, sabak modern telah dikembangkan dengan bahan yang lebih ringan seperti plastik, namun tetap menjaga desain dan fungsinya yang sama seperti sabak kayu tradisional.
Di sisi lain, grip adalah alat penunjang yang digunakan untuk memberikan kenyamanan saat memegang alat tulis. Grip berbentuk tabung yang diletakkan pada bagian penjepit alat tulis, seperti pensil atau bolpoin, dan berfungsi untuk menambah pegangan dan mengurangi gesekan saat memegang alat tulis. Grip dapat terbuat dari berbagai bahan seperti karet, silikon, atau bahan lain yang lembut dan nyaman digunakan. Grip juga dapat membantu mengurangi kelelahan pada jari dan tangan saat menulis dalam waktu yang lama.
Penggunaan sabak dan grip menjadi populer karena memberikan kenyamanan saat menulis, terutama bagi mereka yang sering menulis dalam waktu yang lama. Kombinasi antara sabak dan grip dapat membantu meningkatkan produktivitas dan kenyamanan dalam menulis atau menggambar. Meskipun demikian, penggunaan sabak dan grip dapat dianggap kurang praktis untuk digunakan di era digital, namun bagi sebagian orang, kenyamanan dan keunikan penggunaan alat tulis tradisional tetap menjadi pilihan utama.
3. Batu Tajam
Batu tajam adalah salah satu jenis alat tulis jadul yang terbuat dari batu yang diasah secara khusus hingga ujungnya menjadi tajam. Alat tulis ini sering digunakan pada zaman dahulu, khususnya di wilayah-wilayah yang belum mengenal teknologi pengolahan logam dan plastik. Batu tajam digunakan sebagai pengganti pena atau pensil dalam menulis atau menggambar pada permukaan yang halus seperti batu, tanah liat, atau kulit binatang.
Proses pembuatan batu tajam melibatkan pemilihan batu yang tepat, kemudian batu tersebut diasah secara bertahap hingga ujungnya menjadi tajam. Setelah itu, batu tajam tersebut biasanya digunakan bersama dengan tinta atau cat alami yang juga dibuat dari bahan-bahan alami seperti tanaman atau mineral.
Meskipun alat tulis modern seperti pensil atau pulpen telah menggantikan kepopuleran batu tajam, namun masih ada sejumlah seniman dan penggemar seni yang masih menggunakan batu tajam dalam kegiatan seni dan kreatifitas mereka. Hal ini karena batu tajam dapat menghasilkan goresan yang unik dan menarik pada permukaan seperti kertas atau kanvas, serta memberikan pengalaman menulis atau menggambar yang berbeda dengan alat tulis modern.
Dalam sejarahnya, batu tajam juga digunakan untuk keperluan tulisan kuno, seperti hieroglif pada zaman Mesir Kuno. Bahkan, beberapa suku di Indonesia hingga saat ini masih menggunakan batu tajam sebagai alat tulis utama mereka, seperti Suku Asmat di Papua dan Suku Dayak di Kalimantan.
4. Pena Jarum
Pena jarum adalah salah satu jenis alat tulis jadul yang sering digunakan pada abad ke-19 dan awal abad ke-20. Alat tulis ini terbuat dari logam, dan ujungnya berbentuk jarum yang sangat tajam. Pena jarum biasanya digunakan untuk menulis pada kertas dengan ketebalan yang tipis dan lembut, seperti kertas surat atau kertas untuk bungkus rokok.
Cara kerja pena jarum adalah dengan cara mencelupkan ujungnya ke dalam tinta atau cairan hitam, lalu digunakan untuk menulis pada kertas. Saat digunakan, pena jarum harus dipegang dengan sangat hati-hati, karena ujungnya yang tajam dapat melukai jari dan menyebabkan pendarahan. Pena jarum sering digunakan oleh para penulis, pengarang, dan jurnalis pada masa lalu, sebelum pensil dan bolpoin menjadi populer.
Saat ini, pena jarum lebih banyak digunakan sebagai benda koleksi atau barang antik. Beberapa penggemar seni dan kreatifitas juga masih menggunakan pena jarum dalam kegiatan mereka, khususnya dalam menghasilkan karya seni yang detail dan halus. Meskipun pena jarum tidak lagi menjadi alat tulis utama, namun alat tulis ini tetap memiliki nilai historis dan artistik yang tinggi, serta mengingatkan kita pada masa-masa awal perkembangan alat tulis yang masih sederhana.
5. Kapur
Kapur adalah salah satu jenis alat tulis jadul yang digunakan pada masa lalu, terutama sebelum ditemukannya pensil. Kapur umumnya terbuat dari bahan alami seperti kapur tulis, kapur serut, atau gamping. Alat tulis ini biasanya digunakan untuk menulis pada papan tulis atau permukaan yang keras seperti dinding, kayu, atau kaca.
Cara kerja kapur adalah dengan cara menggosokkan ujung kapur pada permukaan tulis, lalu meninggalkan goresan putih. Kapur tulis biasanya digunakan pada papan tulis, sedangkan kapur serut atau gamping lebih banyak digunakan pada permukaan yang keras seperti dinding atau kayu. Kapur dapat dihapus dengan mudah menggunakan kain atau kapas yang telah dibasahi, sehingga permukaan dapat digunakan kembali untuk menulis atau menggambar.
Meskipun kapur telah digantikan oleh berbagai jenis alat tulis modern seperti pulpen dan marker, namun masih banyak orang yang menggunakan kapur hingga saat ini. Kapur masih banyak digunakan di sekolah-sekolah dan universitas sebagai alat tulis untuk menulis pada papan tulis. Selain itu, kapur juga masih banyak digunakan oleh seniman atau muralis dalam menghasilkan karya seni mural atau grafiti pada dinding-dinding publik.
Dalam artikel ini telah dibahas beberapa bentuk alat tulis jadul yang melegenda, seperti quil atau pena bulu ayam, sabak dan grip, batu tajam, pena jarum, serta kapur. Meskipun alat tulis tersebut telah digantikan oleh alat tulis modern, namun mereka memiliki nilai historis dan seni yang tinggi serta mengingatkan kita pada masa-masa awal perkembangan alat tulis yang masih sederhana.
Selain itu, masih ada banyak orang yang menggunakan alat tulis tersebut hingga saat ini, baik dalam kegiatan sehari-hari, maupun dalam karya seni dan kreatifitas. Oleh karena itu, kita dapat mengapresiasi dan memperkenalkan keberadaan alat tulis jadul ini kepada generasi muda, sehingga mereka dapat mengetahui sejarah perkembangan alat tulis dan menghargai keberadaan alat tulis jadul yang telah menjadi bagian penting dari sejarah dan budaya manusia.